Monday, April 16, 2007

Banda Aceh Rabu 11 April 2007 08.59 malam
In my room

Ketika Melankolis Menghampiri

By: Marina


Ternyata menyenangkan ntuk menulis ulang isi jurnal di blog, seperti yg udah disebutin sebelumnya, at least aman lah ntuk disimpan dan dibaca tentunya.

Tahukah anda (Pertanyaan retorik. Penulis). Ada saatnya ketika kita merasa bahwa kitalah orang paling melankolis sedunia (Yakin nih?). Saking melankolisnya, dalam 10 menit (mungkin kurang or mungkin lebih) satu puisi pun tercipta, yang bahkan tanpa ada coretan sedikitpun apalagi stip-ex.

Dan ternyata itulah yang terjadi pada saya. Ada masanya ketika saat itu saya merasa terlalu jenuh sama keadaan yang terjadi, saking jenuhnya inilah, sampai tercipta suatu puisi (mungkin) atau sekedar coretan penuh makna (bagi saya sang penulis tentunya) yang sedikit banyak merefleksikan apa yang saya rasakan saat itu (kalo sekarang sih gak lagi). Dan terus terang sedikit membantu untuk mengurangi rasa jenuh itu.

Sebenarnya malu buat diposting tapi it’s oke lah. Terus terang sangat jarang sekali saya buat puisi (ato coretan tak tentu arah seperti ini). Sepertinya benar apa yang saya katakan di awal tadi kalo saat itu saya seakan menjadi orang yang paling melankolis sedunia (ya ampun sampai segitunya). Dan terus terang sekali lagi, saat itu saya merasa sebagai orang paling malang sedunia karena beban masalah yang sedang saya hadapi saat itu. Dan saya ingat saking beratnya, saya sampai telepon Rini (my twin sister in Malaysia) just for asking the solution for my huge problem. Kami ngobrol lamaaaaaa. And finally, thank you Rini for the solution (not exactly a solution, it’s a kind of advice I think) it‘s very helpful for me. And through all my lifetime, I have never been like that before. For a long time, my life is running quiet good, less of huge problem that I have to think hard about it. Sometimes I face a little problem but not a kind of problem that I faced lately. To be wisely, all the problems that I faced in this world help me to grow up, and also help me to be a wise person for my life. And also my grateful to mama and bapak, k’lia (Almarhumah, our pray is always for you) and dek uyun. And honestly, what I have written, it refers to melancholic side of my life that appears exactly when I write this words.

Okey, sepertinya sudah terlalu banyak opening ceremony, saya akan kembali menulis ulang seperti yang telah saya tulis di jurnal.

Delapan belas Maret dua ribu tujuh
In my room 02.38 pm

Jenuh

Ada masanya ketika merasa jenuh
Jenuh yang membuat kepala jadi
sakit, perut serasa melilit, detak
jantung serasa marathon, seluruh
tubuh kesakitan, tidur terganggu
Seakan semuanya berada di pundak,
terasa begitu berat
Sampai suatu ketika semuanya hilang
dan lepas hanya dalam satu detik
Semua itu bukan tentang penyakit
yang membingungkan. Semua itu hanya
tentang bagaimana membaginya
dengan orang terkasih

02.50 pm
My room

Marina


Finished 09.43 Malam.

1 comment:

Ma Ri Ni said...

wuah, na, q emg berbakat buat kd penyair. aku ingat satu puisi q yg q tulis pas qt di RIAB (kl ga salah, itu PR bhs indo deh), sama bagusnya kyk yg q post in, mana tuh puisi, kl bisa q paos in juga deh di blog q)
kl aku mah, sm sekali ga da bakat deh buat jd penyair hehehehehe